Aku cinta dia itulah
yang kuingat samapi saat ini hanya aku dan saja yang tahu . Hari itu mendung dan gerimis
ketika aku menuju SMP Pelita Jaya Jakarta SMP elit orang- orang kaya dengan diantar
mobil lengkap dengan sopirnya dengan mobil Ferrari merah pemberian ayah di
ulang tahun ke 13ku tahun lalu .
Saat tiba di depan gerbang
sekolah tanpa sengaja ban mobilku melindas air dan mengenai cowok culun yang
belum pernah kutahui namanya dan baru ku tahu setelah membaca nama di
bajunya,segera aku turun untuk minta maaf padanya, tapi supirku segera
memayungiku dan segera mengantarku sampai ke depan kelas.
Bel masukpun berbunyi Ibu guru
datang dan percaya diri menggandeng cowok dekil berkacamata minus dan tas lusuh
di pundaknya yang ternyata anak beasiswa, “OMG” aku berteriak ternyata cowok
yang tadi ,akhirnya cowok itupun berkenalan
“ Perkenalkan nama saya Farel Revi Pratama “ katanya lembut. “ Wow serius tuh nama “ angel temanku menyela, dia gadis sombong dan geng gitu deh di sekolah.
“ Perkenalkan nama saya Farel Revi Pratama “ katanya lembut. “ Wow serius tuh nama “ angel temanku menyela, dia gadis sombong dan geng gitu deh di sekolah.
“hush jangan gitu Ngel “ dengan sedikit
membentak.
“oh ya aku ktua kelas di sini , namaku Farisaa” sapaku, aku itu tipe cewek cuek yang gak pernah bedain teman.
Akhirnya akupun mengizinkan Farel duduk di sampingku karena tak ada teman lain yang mau duduk bersamanya, semakin lama semakin akrab aku dengan dia , dia tida seburuk fisiknya ,,Uppss !! terlalu jujur ya,, tapi dia sebenarnya pintar kok setiap ulangan dia jadi rivalku , tak terasa kini q dan Farel sudah bersahabat selama 1 tahun di SMP .
Tapi, pada suatu hari aku belum di jemput sopir papaku entah mengapa, untung ada Farel dia mau mengantarku pulang, tapi qku menolaknya dan malah mau ikut Farel untuk pulang ke rumahnya . Tak kusangka dia ternyata tinggal di rumah yang..ya kalau dibilang bagus gak kalo masih layaklah.
Di sana aku di sambut keluraga Farel yang ramah bahkan tak pernah kurasakan selama ini karena mama dan papa sibuk, maklum orang bisnis jadi,jarang di rumah akupun pulang dengan dijemput papa yang aku sms tadi baru nongol sekarang, untung papa tau alamat rumah Farel, tapi papa tak mersa bersalah karena tak segera menjemputku dari 4 jam yang lalu, papa malah memaki keluarga Farel tak tahu diri karena dikira menculikku. Sejak saat itu papa melarangku dekat dengan Farel lagi.
"eh kamu siapa berani-beraninya kamu membawa Farisa kemari ??!! " dengan nada marah menunjuk-nunjuk Farel
"dasar anak miskin ,dekil gak tahu diri kamu ya ?!"
"Papa !!! Farel itu baik pa, Please !! Farisa mohon jangan begitu" rengkekku sambil menangis.
“oh ya aku ktua kelas di sini , namaku Farisaa” sapaku, aku itu tipe cewek cuek yang gak pernah bedain teman.
Akhirnya akupun mengizinkan Farel duduk di sampingku karena tak ada teman lain yang mau duduk bersamanya, semakin lama semakin akrab aku dengan dia , dia tida seburuk fisiknya ,,Uppss !! terlalu jujur ya,, tapi dia sebenarnya pintar kok setiap ulangan dia jadi rivalku , tak terasa kini q dan Farel sudah bersahabat selama 1 tahun di SMP .
Tapi, pada suatu hari aku belum di jemput sopir papaku entah mengapa, untung ada Farel dia mau mengantarku pulang, tapi qku menolaknya dan malah mau ikut Farel untuk pulang ke rumahnya . Tak kusangka dia ternyata tinggal di rumah yang..ya kalau dibilang bagus gak kalo masih layaklah.
Di sana aku di sambut keluraga Farel yang ramah bahkan tak pernah kurasakan selama ini karena mama dan papa sibuk, maklum orang bisnis jadi,jarang di rumah akupun pulang dengan dijemput papa yang aku sms tadi baru nongol sekarang, untung papa tau alamat rumah Farel, tapi papa tak mersa bersalah karena tak segera menjemputku dari 4 jam yang lalu, papa malah memaki keluarga Farel tak tahu diri karena dikira menculikku. Sejak saat itu papa melarangku dekat dengan Farel lagi.
"eh kamu siapa berani-beraninya kamu membawa Farisa kemari ??!! " dengan nada marah menunjuk-nunjuk Farel
"dasar anak miskin ,dekil gak tahu diri kamu ya ?!"
"Papa !!! Farel itu baik pa, Please !! Farisa mohon jangan begitu" rengkekku sambil menangis.
Akhirnya ayah menamparku Plakk !! uh sakitt
sampai panas pipiku rasanya. Tapi Farel coba melindungiku
"Om sebelumnya ma'afkan saya, saya tidak bermaksud lancang mengajak Farisa ke rumah ini tapi, saya kasian Om sama Farisa dia sendiri menunggu di sekolah,." Terangnya lembut
"Pa, udah kita pulang aja ,Maafin aku Sa !!" dengan nada kecewa.
Keesokan harinya aku langsung menghampiri Farel dan minta maaf padanya. Dengan lembut dan ikhlas dia menjawab dengan tegas sampai tatapan matanya menembus jantungku.
"Iya Farisa ,sudahku ma'afan. Ayo kita ke kelas ! "
Hah baru kusadari, coba dia gak pake kacamata dan gak dandan klimis, pasti guanteng banget dia. Seperti biasa aku selalu dijemput tapi,kali ini papa lagi yang jemput aku. Tapi aku ketahuan deket deket sama Farel.
Sampai di rumah aku hanya bisa berdiam melihat kolam renang dan membayangkan wajah Farel "Apa mukin aku jatuh cinta padanya. Ah ngawur aku" hatiku coba mengelaknya. Aku itu udah lama sahabat sama dia . Malam itu aku sangat gelisah. Akhirnya kuputar lagu "Rindu" Agnesmo kesukaanku Galo galo gitu deh, sumpahh gue kangen banget sama Sky boy (Farel)
"Om sebelumnya ma'afkan saya, saya tidak bermaksud lancang mengajak Farisa ke rumah ini tapi, saya kasian Om sama Farisa dia sendiri menunggu di sekolah,." Terangnya lembut
"Pa, udah kita pulang aja ,Maafin aku Sa !!" dengan nada kecewa.
Keesokan harinya aku langsung menghampiri Farel dan minta maaf padanya. Dengan lembut dan ikhlas dia menjawab dengan tegas sampai tatapan matanya menembus jantungku.
"Iya Farisa ,sudahku ma'afan. Ayo kita ke kelas ! "
Hah baru kusadari, coba dia gak pake kacamata dan gak dandan klimis, pasti guanteng banget dia. Seperti biasa aku selalu dijemput tapi,kali ini papa lagi yang jemput aku. Tapi aku ketahuan deket deket sama Farel.
Sampai di rumah aku hanya bisa berdiam melihat kolam renang dan membayangkan wajah Farel "Apa mukin aku jatuh cinta padanya. Ah ngawur aku" hatiku coba mengelaknya. Aku itu udah lama sahabat sama dia . Malam itu aku sangat gelisah. Akhirnya kuputar lagu "Rindu" Agnesmo kesukaanku Galo galo gitu deh, sumpahh gue kangen banget sama Sky boy (Farel)
Keesokan harinya aku
dengan semangat datang kesekolah untuk melihat wajah culun (ganteng)nya Farel
yang khas itu, tapi hanya bangku kosong dan sedikit debu yang kutemui. Kata
teman-teman Farel sakit, tapi aku tak percaya .Tiba-tiba ada kakak kelasku yang
mengantarkan surat Farel khusus untukku.
Dear Farisa
Farisa, terima kasih kau telah mau menjadi sahabatku selama ini
Dimana yang lain tak mau berteman denganku, mukin aku hanya
anak miskin, dekil yang beruntung menerima beasiswa dari sekolah
dan bertemu dengan bidadari sepertimu. Tapi sebaiknya kita sudahi
persahabatan ini. Aku jatuh cinta padamu Farisa dari awal aku bertemu denganmu
Tapi jika kau sudah menerima surat ini ,mukin aku sudah pindah rumah Sa,
Trimakasih kamu sudah jadi pelangi di hariku
Take Care , always smile
Bukan berarti no sky, no semangat ya !!!
Your sincerely
Farisa, terima kasih kau telah mau menjadi sahabatku selama ini
Dimana yang lain tak mau berteman denganku, mukin aku hanya
anak miskin, dekil yang beruntung menerima beasiswa dari sekolah
dan bertemu dengan bidadari sepertimu. Tapi sebaiknya kita sudahi
persahabatan ini. Aku jatuh cinta padamu Farisa dari awal aku bertemu denganmu
Tapi jika kau sudah menerima surat ini ,mukin aku sudah pindah rumah Sa,
Trimakasih kamu sudah jadi pelangi di hariku
Take Care , always smile
Bukan berarti no sky, no semangat ya !!!
Your sincerely
Farel
Revi Pratama
Aku lansung terkejut dan shock dengan semua
ini, pasti ini ulah papa, sesampainya di rumah aku lansung teriak memanggil
Papa.
" Ada apa sayang,,!"
"Papa, pasti papakan yang menyuruh Farel pindah sekolah" dengan nada tinggi.
" Oh bukanya bagus, kamu jadi tidak ada saingan kan ? "
" Apa !! saingan Farel itu sahabat Farisa pa ..Tega ya!!"
" Oh, Papa lebih tega lagi ,Papa menyuruh dia untuk pindah rumah, papa juga sudah memindah beasiswanya ke sekolah lain. "
"Farisa gak nyangka Papa bisa melakukan hal seperti itu ,jangan harap Farisa mau belajar kalau Farisa jauh dari Farel " jawabku.
"Ohh !!! gitu jadi, kamu nantang Papa, Masukk !!! kamar dan belajar, jangan keluar ! ."
Akupun membannting pintu sekeras-kerasnya 'Brraaakkk!!!!" aku menangis di dalam kamar sambil menulis diary.
Dear Diary
mengapa aku selama ini tak pernah menangkap sinyal cintanya
sekarang dia pergi barulah aku sadar, aku cinta padanya , aku
kehilangan dia, hanya tatapan bangku kosong yang aku lihat
setiap hari di sekolah asaku hilang, terbang bersama debu di
Farel, aku rapuh, aku lemah tak pernah kurasakan indah
indahnya keluarga walaupun hanya beberapa jam bersamanya
Papa, mama menegrtilah, Farisa butuh kalian bukan butuh uang
atau fasilitas, hanya butuh cinta dan kasih sayang.
Sekolah-sekolah, sekolah lagi , membosankan tanpa Farel, tapi hari ini aku punya ide sepulang sekolah aku langsung menyetop taksi dan mencoba pergi menemui Farel di rumahnya. Sesampainya di sana tak kudapati seorangpun di sana , berdebu, gelap dan kotor, akhirnya kutanyakan pada tetangganya, ternyata mereka sudah pindah dari Jakarta Pusat ke Jakarta Selatan.
"Waduh jauh amat yaa !!" mau tak mau aku harus kesana mengejar cinta ohoho sok puitis.
Sesampainya di sana akupun mencoba mencari dan terus mencari Farel tak perduli ponselku berdering dari papa ,mukin papa marah,papa kesal tapi,memang salah papa , papa memang orang kaya dan berpangkat tapi, tak seharusnya menindas seperti itu .
Lalu kulihat sesosok anak laki-laki yang sudah taka sing lagi bagiku di dekat halte busway.
"oh astaga Farel , apa yang kamu lakukan di sini , dimana adi dan ibumu ..??" tanyaku panik.
"ibu dan adikku di rumah kontrakan, aku terpaksa bekerja sepulang sekolah, ya walupun papa kamu sudah memindah beasiswaku." Jawabnya letih.
"Uh, kamu besok balik lagi ke sekolah yang dulu ya, kan disana sekolahnya lebih baik, aku akan pindah beasiswa kamu lagi kesana, No kata never, pendidikan itu penting."
"Jangan Ra, nanti papamu marah" dengann nada sungkan.
"alah masa bodo papa lah, papa gue lama-lama juga sadar."
Akupun berjalan berdua dengan Farel , dengan bercucuran keringat karena panas, debu polusi menemaniku sepanjang perjalanan ke rumah Farel . Aku sudah berusaha membujuknya untuk pindah rumah , dengan susah payah, akhirnya dia mau untu kembali pndah dan sekolah seprti dulu, sementara untuk membantu ibunya bekerja , sebelumnya ku sudah minta izin pihak sekolah untuk mengizinkan ibu Farel untuk berjualan di kantin sekolah.
Aku pulang ke sekolah sudah hamper larut malam, aku tak perduli papa marah, mau menamparku aku sudah pasrah. Perlahan kubuka pintu besar berengsel emas rumahku yang belum terkunci , di dalam kudapati seorang lelaki tinggi besar duduk di sofa ruang tamu dengan wajah marah akhirnya "Plakk..!!" tamparanya menenai pip halusku hingga memar, akupun hanya terdiam dan langsung melenggang ke kamar tanpa sepatah katapun ,cepat kupejamkan mata dan berharap Farel hadir di mimpiku .
Pagipun datang, aku langsung mencium tangan papa lau pergike sekolah dan menjemput Farel . Hari ini adalah malam promp night, jadi, aku harus punya couple ,akhirnya kuajak Angaksa untuk jadi coupleku. Setelah itu, akupun mengajak Farel untuk pergi ke salon dan membeli jas untuknya, awalnya dia menolak tapi akhirnya dia mau. Walaupun harus membeli pakai uang jajanku sendiri. Ya demi sahabatku tercinta aku juga membelikan hp untuknya.
Ayah tahu hari ini malam prompt night di sekolah akupun jujur akan pergi dengan Farel. Ayah hanya terdiam dengan ekspresi marah dan kesal mukin. Aku menghadiri acara itu dengan gaun biru pemberian ibu bertahtakan puluhan berlian dan swarowszki yang jutaan harganya. Serta mahkota kecil dan rambut terurai panjang. Akupun turun dengann mobil Ferrari merahku dengan anggun dan disambut Pangeran Farel yang menyambut tanganku , aku dan Farelpun jadi pusat perhatian malam itu, rasanya seperti terbangm Farel benar –benar berbeda dia sangat tampan membuat hatiku bergetar melihat kedipan matanya.
Malam itu tak terasa kulewati, acarpun sudah usai pak supir sudah menjemputku di depan sekolah, tapi tanpa sadar papa juga ada di dalam mobil, Ia segera keluar dan hendak menghampiriku yang keluar dengan Farel tapi, belum sempat papa menghampiriku terdengar suara klakson berbunyi berkali-kali dengan lampu terang menghempas jalanan, "braakkk!!!" suara logam terhempas ke trotoar tanpa kusadari ternyata Farel yang tertabrak mobil karena menyelamatkan papa. Darah bercucuran dari dahinya ,menutupi keramahan raut wajahnya, air mata mengucur deras dari pipiku aku khawatir denganya. Lalu papa langsung membawanya ke rumah sakit.
Setibanya disana akupun langsung menyuruh supirku untuk menjemput Bu Desi, ibu Farel .yang sangat mengherankan bagiku, papa mau minta maf pada ibu Farel.
"Maafkan saya, saya telah berburuk sangka pada Farel dan keluarga ibu, maafkan saya, saya akn bertanggung jawab." Kata papa dengan terbata-bata.
"Sudahlah pak,sudah saya maafkan, sekarang bagaimana keadaan Farel pak ?" Tak lama kemudian kecemasan kami, terjawab oleh dokter yang keluar dari UGD ,"Farel koma, dia mengalami pendarahan di otaknya" sangat lemas aku mendengarnya. Aku lelah aku lemah tak sanggup lagi aku berkata ,dan aku bergegas ke ruang UGD untuk melihat Farel ,ku pegang tanganya dan kubisikkan cinta padanya. Hari-demi hari kulewati detik jam hingga hari terus berjalan , silih berganti orang datang untuk melihat keadaanya, tapi dia tak jua membuka mata. Perlahan namun pasti detak jantungnya menguat, tanganyapun bergerak sedikit demi sedikit dia membuka mata, aku sangat terharu melihatnya, ku peluk erat tubuhnya ,aku tak mau kehilangan dia.
" Ada apa sayang,,!"
"Papa, pasti papakan yang menyuruh Farel pindah sekolah" dengan nada tinggi.
" Oh bukanya bagus, kamu jadi tidak ada saingan kan ? "
" Apa !! saingan Farel itu sahabat Farisa pa ..Tega ya!!"
" Oh, Papa lebih tega lagi ,Papa menyuruh dia untuk pindah rumah, papa juga sudah memindah beasiswanya ke sekolah lain. "
"Farisa gak nyangka Papa bisa melakukan hal seperti itu ,jangan harap Farisa mau belajar kalau Farisa jauh dari Farel " jawabku.
"Ohh !!! gitu jadi, kamu nantang Papa, Masukk !!! kamar dan belajar, jangan keluar ! ."
Akupun membannting pintu sekeras-kerasnya 'Brraaakkk!!!!" aku menangis di dalam kamar sambil menulis diary.
Dear Diary
mengapa aku selama ini tak pernah menangkap sinyal cintanya
sekarang dia pergi barulah aku sadar, aku cinta padanya , aku
kehilangan dia, hanya tatapan bangku kosong yang aku lihat
setiap hari di sekolah asaku hilang, terbang bersama debu di
Farel, aku rapuh, aku lemah tak pernah kurasakan indah
indahnya keluarga walaupun hanya beberapa jam bersamanya
Papa, mama menegrtilah, Farisa butuh kalian bukan butuh uang
atau fasilitas, hanya butuh cinta dan kasih sayang.
Sekolah-sekolah, sekolah lagi , membosankan tanpa Farel, tapi hari ini aku punya ide sepulang sekolah aku langsung menyetop taksi dan mencoba pergi menemui Farel di rumahnya. Sesampainya di sana tak kudapati seorangpun di sana , berdebu, gelap dan kotor, akhirnya kutanyakan pada tetangganya, ternyata mereka sudah pindah dari Jakarta Pusat ke Jakarta Selatan.
"Waduh jauh amat yaa !!" mau tak mau aku harus kesana mengejar cinta ohoho sok puitis.
Sesampainya di sana akupun mencoba mencari dan terus mencari Farel tak perduli ponselku berdering dari papa ,mukin papa marah,papa kesal tapi,memang salah papa , papa memang orang kaya dan berpangkat tapi, tak seharusnya menindas seperti itu .
Lalu kulihat sesosok anak laki-laki yang sudah taka sing lagi bagiku di dekat halte busway.
"oh astaga Farel , apa yang kamu lakukan di sini , dimana adi dan ibumu ..??" tanyaku panik.
"ibu dan adikku di rumah kontrakan, aku terpaksa bekerja sepulang sekolah, ya walupun papa kamu sudah memindah beasiswaku." Jawabnya letih.
"Uh, kamu besok balik lagi ke sekolah yang dulu ya, kan disana sekolahnya lebih baik, aku akan pindah beasiswa kamu lagi kesana, No kata never, pendidikan itu penting."
"Jangan Ra, nanti papamu marah" dengann nada sungkan.
"alah masa bodo papa lah, papa gue lama-lama juga sadar."
Akupun berjalan berdua dengan Farel , dengan bercucuran keringat karena panas, debu polusi menemaniku sepanjang perjalanan ke rumah Farel . Aku sudah berusaha membujuknya untuk pindah rumah , dengan susah payah, akhirnya dia mau untu kembali pndah dan sekolah seprti dulu, sementara untuk membantu ibunya bekerja , sebelumnya ku sudah minta izin pihak sekolah untuk mengizinkan ibu Farel untuk berjualan di kantin sekolah.
Aku pulang ke sekolah sudah hamper larut malam, aku tak perduli papa marah, mau menamparku aku sudah pasrah. Perlahan kubuka pintu besar berengsel emas rumahku yang belum terkunci , di dalam kudapati seorang lelaki tinggi besar duduk di sofa ruang tamu dengan wajah marah akhirnya "Plakk..!!" tamparanya menenai pip halusku hingga memar, akupun hanya terdiam dan langsung melenggang ke kamar tanpa sepatah katapun ,cepat kupejamkan mata dan berharap Farel hadir di mimpiku .
Pagipun datang, aku langsung mencium tangan papa lau pergike sekolah dan menjemput Farel . Hari ini adalah malam promp night, jadi, aku harus punya couple ,akhirnya kuajak Angaksa untuk jadi coupleku. Setelah itu, akupun mengajak Farel untuk pergi ke salon dan membeli jas untuknya, awalnya dia menolak tapi akhirnya dia mau. Walaupun harus membeli pakai uang jajanku sendiri. Ya demi sahabatku tercinta aku juga membelikan hp untuknya.
Ayah tahu hari ini malam prompt night di sekolah akupun jujur akan pergi dengan Farel. Ayah hanya terdiam dengan ekspresi marah dan kesal mukin. Aku menghadiri acara itu dengan gaun biru pemberian ibu bertahtakan puluhan berlian dan swarowszki yang jutaan harganya. Serta mahkota kecil dan rambut terurai panjang. Akupun turun dengann mobil Ferrari merahku dengan anggun dan disambut Pangeran Farel yang menyambut tanganku , aku dan Farelpun jadi pusat perhatian malam itu, rasanya seperti terbangm Farel benar –benar berbeda dia sangat tampan membuat hatiku bergetar melihat kedipan matanya.
Malam itu tak terasa kulewati, acarpun sudah usai pak supir sudah menjemputku di depan sekolah, tapi tanpa sadar papa juga ada di dalam mobil, Ia segera keluar dan hendak menghampiriku yang keluar dengan Farel tapi, belum sempat papa menghampiriku terdengar suara klakson berbunyi berkali-kali dengan lampu terang menghempas jalanan, "braakkk!!!" suara logam terhempas ke trotoar tanpa kusadari ternyata Farel yang tertabrak mobil karena menyelamatkan papa. Darah bercucuran dari dahinya ,menutupi keramahan raut wajahnya, air mata mengucur deras dari pipiku aku khawatir denganya. Lalu papa langsung membawanya ke rumah sakit.
Setibanya disana akupun langsung menyuruh supirku untuk menjemput Bu Desi, ibu Farel .yang sangat mengherankan bagiku, papa mau minta maf pada ibu Farel.
"Maafkan saya, saya telah berburuk sangka pada Farel dan keluarga ibu, maafkan saya, saya akn bertanggung jawab." Kata papa dengan terbata-bata.
"Sudahlah pak,sudah saya maafkan, sekarang bagaimana keadaan Farel pak ?" Tak lama kemudian kecemasan kami, terjawab oleh dokter yang keluar dari UGD ,"Farel koma, dia mengalami pendarahan di otaknya" sangat lemas aku mendengarnya. Aku lelah aku lemah tak sanggup lagi aku berkata ,dan aku bergegas ke ruang UGD untuk melihat Farel ,ku pegang tanganya dan kubisikkan cinta padanya. Hari-demi hari kulewati detik jam hingga hari terus berjalan , silih berganti orang datang untuk melihat keadaanya, tapi dia tak jua membuka mata. Perlahan namun pasti detak jantungnya menguat, tanganyapun bergerak sedikit demi sedikit dia membuka mata, aku sangat terharu melihatnya, ku peluk erat tubuhnya ,aku tak mau kehilangan dia.
10 juni hari ulang
tahunku, Farel datang degan tegap , dia sudah sehat. Dia datang dihari ulang
tahunku, ternayata papa yang mengundangnya.
Jalan terjal demi bersamamu
Petir menyambar demi bersamamu
Akan kulalui walau sampai separuh waktu
Demi mengatakan AKU CINTA PADAMU
Maukah kau jadi Farisa di hatiku ??
Jalan terjal demi bersamamu
Petir menyambar demi bersamamu
Akan kulalui walau sampai separuh waktu
Demi mengatakan AKU CINTA PADAMU
Maukah kau jadi Farisa di hatiku ??
Dan kujawab dengan puisi juga
Ku hargai deritamu, kuhargai rasamu
Dalam rindu kabut biru,
sungguh aku sangat terharu
Mendengar kata Love you darimu
Tak mukin sungguh tak mukin
aku menolak cinta tulusmu
Jadilah raja di hatiku
Semuanya menjadi baik baik saja tak ada lagi musuh atau saingan, papa sudah sadar dan akupun bahagia bersama Farel dengan masuk SMA yang sama.
Ku hargai deritamu, kuhargai rasamu
Dalam rindu kabut biru,
sungguh aku sangat terharu
Mendengar kata Love you darimu
Tak mukin sungguh tak mukin
aku menolak cinta tulusmu
Jadilah raja di hatiku
Semuanya menjadi baik baik saja tak ada lagi musuh atau saingan, papa sudah sadar dan akupun bahagia bersama Farel dengan masuk SMA yang sama.
Comments
Post a Comment